Jumat, 14 September 2012


2.    Beker atau kadangkala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Beker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter.





1.      Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.
Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.

Cara mengatasi tumpahan bahan kimia

A. Tumpahan mercury
  1. Gunakan selalu APD sebelum bekerja
  2. Tetesan merkuri dihisap menggunakan pipet 
  3. Isi pipet dituang ke dalam botol merkuri
  4. Sisa merkuri  ditaburi dengan reagent inert
  5. Area yang sudah tertutup kemudian disemprot dengan reagent inert
  6. Setelah waktu reaksi berlangsung selama 15 – 30 menit, absorben yang berisi merkuri diangkat dari permukaan dan diletakkan dalam tabung dengan menggunakan sekop kecil dan spatula
  7. Bahan yang tersisa dapat dibersihkan dengan menggunakan penyeka 
  8. Zat buangan yang berisi merkuri merupakan limbah spesial yang harus dibuang berdasarkan peraturan yang berlaku
  9. Setelah semua proses selesai, semua alat bantu dan material kerja disimpan secara aman dalam kaleng  besar.
 B. Tumpahan Darah

Tumpahan darah harus dinilai dan ditangani segera. Waktu membersihkan ceceran darah:
(a) sarung tangan yang sesuai harus dipakai
(b) bahan penyerap seperti lap kertas, kain atau serbuk gergaji, harus digunakan untuk menyerap darah atau  cairantubuh
(c) semua bahan harus disimpan dalam kantong sampah yang anti bocor setelah digunakan
(d) daerah tersebut kemudian harus dibersihkan dandisinfeksi menggunakan bahan disinfeksi yang sesuai
(e) tumpahan besar dapat disiram dengan air oleh pekerjayang menggunakan pakaian pelindung
(f) pekerja harus  melaporkan semua kejadian saat praktikum

C. Tumpahan Cairan Asam

Asam  Sulfat, H2SO4
Jangan sentuh tumpahan asam karena dapat merusak kulit atau pakaian dan lantai. Netralkan tumpahan dengan larutan Soda atau kapur tohor, sebelum disiram dengan air. Beri ventilasi. Hati – hati terhadap tempat rendah (uap lebih berat dari pada udara). Pakai alat pelindung diri dalam menangani tumpahan asam.
Asam Klorida, HCl
Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan HCl harus memakai alat pelindung diri, terutama pelindung pernafasan dan kulit. Uap dapat disemprot dengan air. Tumpahan yang tidak diambil dinetralkan dengan soda atau kapur tohor. Siram dengan air.
Asam Perklorat, HClO4
Setiap tumpahan asam perklorat di laboratorium segera harus diencerkan dengan airt. Tumpahan asam tidak boleh di lap dengan kain atau bahan selulosa lain, karena akan terbakar. Lantai bekas tumpahan dapat disiram dengan air. Jangan menyentuh tumpahan asam
Hidrogen Peroksida, H2O2
Gunakan alat pelindung diri dalam menangani kebocoran/tumpahan, beri ventilasi di daerah kerja. Jangan sentuh cairan. Sedikit tumpahan dapat disiram dengan air. Tumpahan jumlah banyak dapat diserap dengan tanah atau pasir. Jauhkan material yang mudah terbakar.
Asam Florida, HF
Penanganannya dapat ditangani oleh personel  yang  memakai alat pelindung diri. Jangan menyentuh bahan yang tertumpah. Serap Tumpahan yang terjadi dengan tanah, pasir atau lainnya yang inert. Uap HF dapat dibersihkan dengan semprotan air.
Asam Nitrat, HNO3
Isolasi daerah kebocoran / tumpahan, beri ventilasi dan tanda larangan masuk. Pakai alat pelindung diri. Jauhkan bahan mudah terbakar. Gunakan air untuk menyemprot uap atau untuk pendingin. Sedikit tumpahan dapat diserap dengan tanah atau pasir (non combustible). Tumpahan yang banyak dapat dinetralkan dahulu dengan Ca(OH)2 atau NaHCO3 sebelum dibuang secara khusus.
Asam Sianida, HCN
Pembersihan dilakukan oleh personel yang dilengkapi  dengan alat perlindungan diri. Matikan sumber api. Jangan sentuh HCN. Hindarkan agar Sianida tidak masuk ruangan tertutup. Hentikan kebocoran bila mungkin. Kebocoran cairan dapat diserap dengan penyerap (tanah atau pasir). Bekas tumpahan dapat disiram dengan air.
D. Tumpahan Padatan
1. Jangan PANIK
2. Pakai Alat Pelindung Diri yang sesuai MSDS
3. Isolasi daerah tumpahan
4. Beri peringatan “Awas, ada tumpahan bahan kimia”
5. Beri “tali pembatas” agar tidak ada yang melintas
6. Tutup tumpahan dengan penjerap jenis matras atau disedot dengan vakum khusus, jika perlu lakukan
    penetralan
7. Perlakukan buangan tumpahan seperti tumpahan B3, jangan dibuang langsung ke lingkungan
E. Tumpahan Bahan Kering
• Disapu dan disikat masukkan wadah yang sesuai
F. Tumpahan Bahan Berminyak
• Dilap dan dibersihkan dengan deterjen.
G. Tumpahan Pelarut Volatil
• Dilap pakai kain atau tisu dan dibuang di tempat
yang sesusai.

Data-data bahan kimia yang ada di warung dan toko

Soda api (NaOH)
    Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.

Obat Maag (MgOH)
       Cara alternatif dalam membuat Magnesium adalah dengan menggunakan obat maag.  Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif
yang menetralkan asam dilambung. Untuk mengatasi nyeri lambung, antasida
mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang berfungsi
menetralkan asam lambung.
 
 
     
                                                              
     
 



Tidak ada komentar: