Kamis, 27 September 2012

Cara Menanggulangi Bahaya Kimia Saat Darurat

Kecelakaan atau lepasnya bahan kimia dapat menimbulkan situasi yang
mengancam karyawan, masyarakat, dan lingkungan. Persyaratan yang
mengarah pada bahaya kimia merupakan cerminan dari bahan kimia yang
digunakan di perusahaan. Suatu proses dua langkah harus dilakukan
untuk menggambarkan bahaya bahan kimia:

(1) Identifikasi dan evaluasi bahan kimia dan

(2) Menjamin adanya peralatan untuk mengendalikan bahaya bahan kimia.
Penggambaran ini akan membantu perusahaan dalam mempersiapkan dan
menanggapi dengan benar keadaan darurat yang melibatkan bahaya bahan
kimia.

B. EVALUASI BAHAYA BAHAN KIMIA

Semua bahan kimia di perusahaan harus dievaluasi untuk menentukan
beragamnya efek bahan – bahan tersebut dalam kondisi buruk, seperti
suatu keadaan darurat atau tumpahan/buangan. Untuk mengerjakan
evaluasi bahaya bahan kimia, perusahaan pertama kali harus menentukan
bahan apa yang ada didalamnya. Kemudian, harus diidentifikasikan
bahaya yang berhubungan dengan setiap bahan kimia. Informasi bahaya
bahan kimia harus dievaluasi dengan membandingkan kuantitas dan
potensi resiko dari suatu keadaan darurat akibat bahan kimia tersebut.
Metode ini akan membantu perusahaan untuk mencapai target aktivitas
perencanaan keadaan darurat bahan kimia.

Perusahaan pertama kali harus mengembangkan Daftar Bahan Kimia Yang
Disetujui, yang memuat daftar bahan kimia yang sedang digunakan atau
disimpan di perusahaan. Untuk setiap bahan kimia pada Daftar Bahan
Kimia Yang Disetujui, Formulir Identifikasi dan pelacakan Bahan Kimia
harus diisi yang mengidentifikasikan nama bahan kimia, lokasi
penggunaan atau penyimpanan, perkiraan kuantitas, dan kelas bahan
kimia (seperti mudah terbakar, korosif, radioaktif, beracun, dan
lain-lain. Formulir ini termasuk informasi bahaya bahan kimia dan
respon terhadap bahan kimia.

Perusahaan harus menggunakan lembar data keselamatan bahan (MSDS) yang
berlaku dan pelabelan bahan kimia untuk menentukan bahaya yang terkait
dengan setiap bahan kimia. Lembar data keselamatan bahan (MSDS) harus
mudah dijangkau oleh karyawan sebagai acuan pada saat terjadi keadaan
darurat bahan kimia. Semua wadah bahan kimia (seperti tangki, drum,
botol, pipa, dll.) harus diberi label dengan benar. Label-label ini
harus diberi nama bahan kimia dan peringatan akan bahaya yang cepat.
Identifikasi wadah dan peringatan yang benar merupakan kesatuan dari
tanggap darurat atas buangan bahan kimia.

C.P3K ATAS KERACUNAN

Cara pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) terhadap korban yang
terkena bahan toksik, secara garis besar adalah sebagai berikut :

* Bila bahan kimia terhirup, maka bawa korban ke lingkungan dengan
udara bersih.
* Bila bahan kimia masuk mata, cuci bersih dengan air mengalir
terus menerus selama 5-10 menit.
* Meminumkan karbon aktif untuk menurunkan konsentrasi zat kimia
dengan cara adsorpsi.
* Meminumkan air untuk pengenceran.
* Meminumkan susu untuk menetralkan dan mengadsorpsi asam atau
basa kuat dan fenol.
* Untuk memperlambat atau mengurangi pemasukan racun maka dapat
diberikan garam laksania (hanya boleh dilakukan oleh Paramedis!!!)
(MgSO4, Na2SO4) yang akan merangsang peristaltik dari seluruh saluran
pencernaan sehingga efek osmotik akan memperlambat absorbsi air dan
membuat racun terencerkan.
* Jika keracunan sudah agak lama, maka korban dibuat muntah untuk
mengosongkan lambung, dengan pemberian larutan NaCl (garam dapur)
hangat. Tetapi hal ini tidak diperbolehkan untuk korban yang masih
pingsan atau keracunan deterjen, bensin, BTX (Benzene, Toluen,
Xylene), CCl4.
* Segera bawa ke klinik.

Jumat, 14 September 2012

Simbol Bahaya Bahan Kimia

Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3.



Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas



Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.


Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab
timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor



Flammable (mudah terbakar)
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.



Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
Gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.



Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.



Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau
kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke
dokter bila kemungkinan keracunan.



Harmful Irritant (bahaya iritasi)
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41
.



Kode Xn (Harmful)
Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh : peridin
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup,
segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan
mata.



Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.



Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh : klor, belerang dioksida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan
mata



Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.



Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi
Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan

Alat-alat Kimia


clip_image002
Erlenmeyer
Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.
clip_image004
Labu destilasi
Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.
clip_image006
Gelas Beaker
Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.
clip_image008
Corong gelas
Cprpng dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.
clip_image006
Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri
(ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan plastik)
digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya
clip_image012
buret
Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut volume suatu larutan.
clip_image014
Corong pisah
Untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.
clip_image015
Labu ukur leher panjang
Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.
clip_image016
Gelas ukur
Untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.
clip_image018
kondensor
Untukl destilasi larutan. Lubang lubang bawah tempat air masuk, lubang ata tempat air keluar.
.
clip_image022
Pipet ukur
Untuk mengukur volume larutan
clip_image023
Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung.
clip_image025
Pipet tetes
Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.
clip_image027
Pengaduk
Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.
clip_image029
Tabung reaksi
Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.
clip_image035
Kawat nikrom
untuk uji nyala dari beberapa zat.
clip_image037
Pipa kapiler atau kaca kapiler
Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan digunakan pula dalam penentuan titik lebur suatu zat.
clip_image039
desikator
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
clip_image043
Gelas arloji
1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia
2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia
3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
clip_image058
mortal dan pastle
Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.
clip_image068
Kacamata pengaman
Untuk melindungi mata dari bahan yang menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut dan zat-zat kimia yang meletup ketika dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4.
clip_image070
Pemanas spiritus
Untuk membakar zat atau memmanaskan larutan.


2.    Beker atau kadangkala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Beker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter.





1.      Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.
Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.

Cara mengatasi tumpahan bahan kimia

A. Tumpahan mercury
  1. Gunakan selalu APD sebelum bekerja
  2. Tetesan merkuri dihisap menggunakan pipet 
  3. Isi pipet dituang ke dalam botol merkuri
  4. Sisa merkuri  ditaburi dengan reagent inert
  5. Area yang sudah tertutup kemudian disemprot dengan reagent inert
  6. Setelah waktu reaksi berlangsung selama 15 – 30 menit, absorben yang berisi merkuri diangkat dari permukaan dan diletakkan dalam tabung dengan menggunakan sekop kecil dan spatula
  7. Bahan yang tersisa dapat dibersihkan dengan menggunakan penyeka 
  8. Zat buangan yang berisi merkuri merupakan limbah spesial yang harus dibuang berdasarkan peraturan yang berlaku
  9. Setelah semua proses selesai, semua alat bantu dan material kerja disimpan secara aman dalam kaleng  besar.
 B. Tumpahan Darah

Tumpahan darah harus dinilai dan ditangani segera. Waktu membersihkan ceceran darah:
(a) sarung tangan yang sesuai harus dipakai
(b) bahan penyerap seperti lap kertas, kain atau serbuk gergaji, harus digunakan untuk menyerap darah atau  cairantubuh
(c) semua bahan harus disimpan dalam kantong sampah yang anti bocor setelah digunakan
(d) daerah tersebut kemudian harus dibersihkan dandisinfeksi menggunakan bahan disinfeksi yang sesuai
(e) tumpahan besar dapat disiram dengan air oleh pekerjayang menggunakan pakaian pelindung
(f) pekerja harus  melaporkan semua kejadian saat praktikum

C. Tumpahan Cairan Asam

Asam  Sulfat, H2SO4
Jangan sentuh tumpahan asam karena dapat merusak kulit atau pakaian dan lantai. Netralkan tumpahan dengan larutan Soda atau kapur tohor, sebelum disiram dengan air. Beri ventilasi. Hati – hati terhadap tempat rendah (uap lebih berat dari pada udara). Pakai alat pelindung diri dalam menangani tumpahan asam.
Asam Klorida, HCl
Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan HCl harus memakai alat pelindung diri, terutama pelindung pernafasan dan kulit. Uap dapat disemprot dengan air. Tumpahan yang tidak diambil dinetralkan dengan soda atau kapur tohor. Siram dengan air.
Asam Perklorat, HClO4
Setiap tumpahan asam perklorat di laboratorium segera harus diencerkan dengan airt. Tumpahan asam tidak boleh di lap dengan kain atau bahan selulosa lain, karena akan terbakar. Lantai bekas tumpahan dapat disiram dengan air. Jangan menyentuh tumpahan asam
Hidrogen Peroksida, H2O2
Gunakan alat pelindung diri dalam menangani kebocoran/tumpahan, beri ventilasi di daerah kerja. Jangan sentuh cairan. Sedikit tumpahan dapat disiram dengan air. Tumpahan jumlah banyak dapat diserap dengan tanah atau pasir. Jauhkan material yang mudah terbakar.
Asam Florida, HF
Penanganannya dapat ditangani oleh personel  yang  memakai alat pelindung diri. Jangan menyentuh bahan yang tertumpah. Serap Tumpahan yang terjadi dengan tanah, pasir atau lainnya yang inert. Uap HF dapat dibersihkan dengan semprotan air.
Asam Nitrat, HNO3
Isolasi daerah kebocoran / tumpahan, beri ventilasi dan tanda larangan masuk. Pakai alat pelindung diri. Jauhkan bahan mudah terbakar. Gunakan air untuk menyemprot uap atau untuk pendingin. Sedikit tumpahan dapat diserap dengan tanah atau pasir (non combustible). Tumpahan yang banyak dapat dinetralkan dahulu dengan Ca(OH)2 atau NaHCO3 sebelum dibuang secara khusus.
Asam Sianida, HCN
Pembersihan dilakukan oleh personel yang dilengkapi  dengan alat perlindungan diri. Matikan sumber api. Jangan sentuh HCN. Hindarkan agar Sianida tidak masuk ruangan tertutup. Hentikan kebocoran bila mungkin. Kebocoran cairan dapat diserap dengan penyerap (tanah atau pasir). Bekas tumpahan dapat disiram dengan air.
D. Tumpahan Padatan
1. Jangan PANIK
2. Pakai Alat Pelindung Diri yang sesuai MSDS
3. Isolasi daerah tumpahan
4. Beri peringatan “Awas, ada tumpahan bahan kimia”
5. Beri “tali pembatas” agar tidak ada yang melintas
6. Tutup tumpahan dengan penjerap jenis matras atau disedot dengan vakum khusus, jika perlu lakukan
    penetralan
7. Perlakukan buangan tumpahan seperti tumpahan B3, jangan dibuang langsung ke lingkungan
E. Tumpahan Bahan Kering
• Disapu dan disikat masukkan wadah yang sesuai
F. Tumpahan Bahan Berminyak
• Dilap dan dibersihkan dengan deterjen.
G. Tumpahan Pelarut Volatil
• Dilap pakai kain atau tisu dan dibuang di tempat
yang sesusai.

Data-data bahan kimia yang ada di warung dan toko

Soda api (NaOH)
    Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.

Obat Maag (MgOH)
       Cara alternatif dalam membuat Magnesium adalah dengan menggunakan obat maag.  Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif
yang menetralkan asam dilambung. Untuk mengatasi nyeri lambung, antasida
mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang berfungsi
menetralkan asam lambung.