Minggu, 18 November 2012

daftar harga

Perbandingan daftar harga  bahan kimia



  1. Alkohol 70%  1 kg di toko kimia  seharga  Rp. 67500. dan Alkohol di pasaran seharga Rp.15.000
  2. NaCl 1 kg di toko kimia seharga Rp.4000 dan Garam dapur dipasaran Rp.1500 
  3.  NaOH 1000 ml  di toko kimia seharga Rp. 52000 dan Soda Kue 1 kg di pasaran Rp. 9000
  4. CH3COOH 1000 ml di toko kimia aeharga Rp.290000 dan Cuka  di pasaran Rp. 2000 
  5.  H2SO4 permili di toko kimia seharga  Rp. 200.000 dan Air aki di pasaran Rp.15.000  

Kamis, 27 September 2012

Cara Menanggulangi Bahaya Kimia Saat Darurat

Kecelakaan atau lepasnya bahan kimia dapat menimbulkan situasi yang
mengancam karyawan, masyarakat, dan lingkungan. Persyaratan yang
mengarah pada bahaya kimia merupakan cerminan dari bahan kimia yang
digunakan di perusahaan. Suatu proses dua langkah harus dilakukan
untuk menggambarkan bahaya bahan kimia:

(1) Identifikasi dan evaluasi bahan kimia dan

(2) Menjamin adanya peralatan untuk mengendalikan bahaya bahan kimia.
Penggambaran ini akan membantu perusahaan dalam mempersiapkan dan
menanggapi dengan benar keadaan darurat yang melibatkan bahaya bahan
kimia.

B. EVALUASI BAHAYA BAHAN KIMIA

Semua bahan kimia di perusahaan harus dievaluasi untuk menentukan
beragamnya efek bahan – bahan tersebut dalam kondisi buruk, seperti
suatu keadaan darurat atau tumpahan/buangan. Untuk mengerjakan
evaluasi bahaya bahan kimia, perusahaan pertama kali harus menentukan
bahan apa yang ada didalamnya. Kemudian, harus diidentifikasikan
bahaya yang berhubungan dengan setiap bahan kimia. Informasi bahaya
bahan kimia harus dievaluasi dengan membandingkan kuantitas dan
potensi resiko dari suatu keadaan darurat akibat bahan kimia tersebut.
Metode ini akan membantu perusahaan untuk mencapai target aktivitas
perencanaan keadaan darurat bahan kimia.

Perusahaan pertama kali harus mengembangkan Daftar Bahan Kimia Yang
Disetujui, yang memuat daftar bahan kimia yang sedang digunakan atau
disimpan di perusahaan. Untuk setiap bahan kimia pada Daftar Bahan
Kimia Yang Disetujui, Formulir Identifikasi dan pelacakan Bahan Kimia
harus diisi yang mengidentifikasikan nama bahan kimia, lokasi
penggunaan atau penyimpanan, perkiraan kuantitas, dan kelas bahan
kimia (seperti mudah terbakar, korosif, radioaktif, beracun, dan
lain-lain. Formulir ini termasuk informasi bahaya bahan kimia dan
respon terhadap bahan kimia.

Perusahaan harus menggunakan lembar data keselamatan bahan (MSDS) yang
berlaku dan pelabelan bahan kimia untuk menentukan bahaya yang terkait
dengan setiap bahan kimia. Lembar data keselamatan bahan (MSDS) harus
mudah dijangkau oleh karyawan sebagai acuan pada saat terjadi keadaan
darurat bahan kimia. Semua wadah bahan kimia (seperti tangki, drum,
botol, pipa, dll.) harus diberi label dengan benar. Label-label ini
harus diberi nama bahan kimia dan peringatan akan bahaya yang cepat.
Identifikasi wadah dan peringatan yang benar merupakan kesatuan dari
tanggap darurat atas buangan bahan kimia.

C.P3K ATAS KERACUNAN

Cara pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) terhadap korban yang
terkena bahan toksik, secara garis besar adalah sebagai berikut :

* Bila bahan kimia terhirup, maka bawa korban ke lingkungan dengan
udara bersih.
* Bila bahan kimia masuk mata, cuci bersih dengan air mengalir
terus menerus selama 5-10 menit.
* Meminumkan karbon aktif untuk menurunkan konsentrasi zat kimia
dengan cara adsorpsi.
* Meminumkan air untuk pengenceran.
* Meminumkan susu untuk menetralkan dan mengadsorpsi asam atau
basa kuat dan fenol.
* Untuk memperlambat atau mengurangi pemasukan racun maka dapat
diberikan garam laksania (hanya boleh dilakukan oleh Paramedis!!!)
(MgSO4, Na2SO4) yang akan merangsang peristaltik dari seluruh saluran
pencernaan sehingga efek osmotik akan memperlambat absorbsi air dan
membuat racun terencerkan.
* Jika keracunan sudah agak lama, maka korban dibuat muntah untuk
mengosongkan lambung, dengan pemberian larutan NaCl (garam dapur)
hangat. Tetapi hal ini tidak diperbolehkan untuk korban yang masih
pingsan atau keracunan deterjen, bensin, BTX (Benzene, Toluen,
Xylene), CCl4.
* Segera bawa ke klinik.

Jumat, 14 September 2012

Simbol Bahaya Bahan Kimia

Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3.



Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas



Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.


Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab
timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor



Flammable (mudah terbakar)
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.



Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
Gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.



Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.



Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau
kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke
dokter bila kemungkinan keracunan.



Harmful Irritant (bahaya iritasi)
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41
.



Kode Xn (Harmful)
Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh : peridin
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup,
segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan
mata.



Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.



Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh : klor, belerang dioksida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan
mata



Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.



Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi
Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan